"It's my dream. Not her!. My dream, mas!".
Siapa yang tidak kenal dengan potongan dialog dan ucapan emosional dari seorang wanita yang diselingkuhi oleh suaminya ini?. 
Ya, drama Web Series Layangan Putus kini tengah menarik perhatian dan menjadi tontonan favorit pecinta film Tanah Air, bahkan menjadi pembahasan di sejumlah platform media sosial. Film ini disutradarai oleh Benni Setiawan dan diangkat dari sebuah kisah viral yang bermula dari tulisan curhat di sosial media tentang perselingkuhan suaminya lalu dilanjutkan penulisannya ke dalam novel berjudul Layangan Putus. Film ini ditayangkan perdana pada tanggal 26 November 2021 di WeTV dan iFlix yang resmi tamat hari Sabtu tanggal 22 Januari 2022. Film ini memiliki 10 episode yang tayang setiap minggu di hari Jumat dan Sabtu. 

Seperti dikutip dalam Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, berselingkuh merupakan sebuah pengingkaran terhadap komitmen pernikahan monogami yang dilakukan secara diam- diam oleh salah satu pasangan terhadap pasangannya (Bremot, 2011). Perselingkuhan memiliki tiga komponen yaitu keintiman emosional, kerahasiaan, dan sexual chemistry. 
Perselingkuhan tentu dapat menimbulkan berbagai dampak negatif baik bagi pasangan korban maupun anak korban. Perselingkuhan dapat menghilangkan kepercayaan diri dan kepercayaan terhadap pasangannya, memicu kekerasan psikis dan fisik antara pasangan, hingga tindakan kriminal seperti pembunuhan. 


Bagaimana dapat terjadi perselingkuhan?. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perselingkuhan, di antaranya sebagai berikut:
1. Faktor Demografis
Menurut Fincham dan May, laki- laki cenderung mudah berselingkuh daripada perempuan. Dahulu, suami dituntut bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga dan istri berada di rumah untuk mengurus rumah tangga dan anak. Sekarang, perempuan mulai melakukan hal yang biasa dilakukan oleh laki- laki yaitu memasuki dunia kerja ikut mencari nafkah dan melakukan aktualisasi diri hingga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Di Indonesia yang masih menganut budaya patriarki, suami akan merasa malu dan rendah diri jika pendapatannya lebih kecil dan istri memiliki peran yang lebih dalam keluarga. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi tingkat stress, konsep diri suami menjadi negatif hingga kepuasan pernikahan yang rendah. Berbagai cara dilakukan pria untuk meningkatkan kepercayaan dirinya, terkadang mencari validasi dari wanita lain selain pasangannya untuk merasa diinginkan dan istimewa.
2. Faktor Karakteristik Individu
Orang dengan narsisme dan neurosisme lebih rentan terhadap perselingkuhan. Perselingkuhan juga dapat terjadi ketika adanya konflik yang tidak terselesaikan dengan baik dan kurangnya stabilitas emosi. Seseorang dengan kematangan emosi akan mampu mengendalikan emosi dan keinginannya, memiliki sifat empati, serta mampu menghadapi konflik dengan cara konstruktif.
Hal lainnya yang dapat memicu perselingkuhan adalah adanya trauma masa kanak- kanak yang belum selesai seperti penelantaran, pelecehan emosional, pelecehan fisik, dan pelecehan seksual.  Luka masa kecilnya tersebut dapat menciptakan masalah keterikatan dan keintiman yang membuat seseorang tidak dapat atau tidak mau berkomitmen penuh untuk satu orang.
3. Faktor Variabel Hubungan
Perselingkuhan juga dapat terjadi akibat ketidakpuasan dari sebuah hubungan. Intimasi merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah hubungan, baik intimasi emosional dan intimasi secara fisik. Beberapa pasangan berselingkuh karena merasa kurang terpenuhi kebutuhan emosional dari pasangannya. 
4. Faktor Konteks
Menurut penelitian, lingkungan kerja lebih memungkinkan terjadinya perselingkuhan. Pekerjaan yang membutuhkan lebih banyak interaksi atau banyak terjadi kontak dengan rekan kerja lawan jenis ada kecenderungan terjadinya perselingkuhan lebih tinggi. Related dengan pepatah Jawa "witing tresno jalaran seko kulina" . 
5. Faktor Agama
Seseorang yang menaati agama cenderung memiliki tingkat perselingkungan yang lebih rendah. Di dalam agama, berselingkuh memang tidak dianjurkan. Banyak akibat yang ditimbulkan dari selingkuh, baik penyakit menular seksual dan penyakit mental. 
6. Faktor Social Media
Mudahnya mengakses internet, lebih mudah orang untuk berselingkuh. Internet dapat membantu manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain tanpa harus secara langsung bertemu dan bertatap muka. Seseorang mungkin saja bertemu dengan orang yang dianggap menarik dan dapat menjadi alternatif bagi pasangan yang telah ada. Seseorang dengan mudah menggunakan internet untuk menemui orang asing, flirting, chatting, hingga kegiatan seksual.