Katanya, sih part “horror” saat
kuliah itu membuat skripsi. Iya ga sih?.
Bisa iya, bisa juga tidak. Skripsi merupakan karya ilmiah yang akan
menentukan kamu lulus atau tidak dari suatu perguruan tinggi.
Katanya sih sulit banget yaa?.
Yuk Ikitopmedia kasih tips biar rasa takutmu dengan skripsi itu berkurang atau bahkan hilang.
1. Hapus istilah “katanya” dari otakmu, tapi banyaklah bertanya kepada orang- orang
di sekitarmu yang sudah berhasil mengerjakan skripsi
Coba tanyalah kepada mereka, apa skripsi sesulit
yang di pikiran orang- orang?. Bagaimana mereka bisa berhasil membuat skripsi?.
Gali informasi sebanyak- banyaknya yang ingin kamu ketahui tentang penelitian
dan skripsi. Intinya jangan mengandalkan istilah “katanya…jarene..sepertinya..”
dan istilah serupa. Hindari istilah yang membuat respon otak menjadi
negative. Cari sumber informasinya
langsung dan yang paling akurat!
“Experience is the best teacher” -Unknown-
2. Mulai bertanya- tanya dan diskusi dengan
Dosenmu
Cobalah untuk mulai bertanya- tanya, diskusi atau sekedar mengobrol
dengan Dosenmu terkait mata kuliah atau suatu isu yang sedang hangat. Memulai
pendekatan dengan seorang Dosen tidak ada salahnya untuk dicoba terutama untuk
membangun keakraban. Siapa tahu dari obrolan dan diskusi tersebut, Dosenmu akan
bilang “waah bagus itu mas/ mbak, untuk
diteliti kan bentar lagi skripsi?” atau “itu
sedang saya teliti loh..mau tidak kalau membantu Bapak dalam penelitian ini?”. Nilai
plus kan, hehe. Dapat tema skripsi
atau dapat projek plus pengalaman langsung dong.
For information dari seorang teman banyak yang pernah seperti itu kok. So, tidak ada salahnya kan ikut trik ini
dengan catatan jangan dicoba untuk Dosen killer
yaa..wkwk.
“Students need teacher, like a person needs for light in the darkness” -Unknown-
3. Jangan ragu bertanya kepada asisten
praktikum atau asisten Dosen
Hampir sama dengan nomor 1 dan 2, bertanya kepada asisten praktikum
atau asisten Dosen juga Insha Allah akurat.
Seorang asisten bahkan kemungkinan besar pernah membantu projek Dosen atau
laboratorium yang pastinya pengalamannya lebih banyak daripada kamu yang bukan
asisten. Tidak ada salahnya untuk bertanya kepada mereka kok. Bisa jadi dari mereka, kita dapat referensi variabel atau
bahkan referensi pustaka seperti jurnal dan buku.
“Who questions much, shall learn much, and retain much” -Francis Bacon-
4. Mulai buka mata dan buka telinga
Maksudnya bukan bangun tidur ya guys
atau budek hehe.Mulai buka mata
adalah mulai rajin membaca. Ntah membaca
berita di koran atau sekarang banyak sekali informasi yang dapat diakses dari
internet. Membaca jurnal penelitian, skripsi orang lain, atau buku- buku. Jadi,
misalnya ada penelitian tentang Work
Engagement (Keterikatan Kerja) dengan Happines
(Kebahagiaan). Coba baca deh, di
saran penelitian tersebut. Pasti ada variabel lain yang belum diteliti terkait
variabel work engagement atau happiness. Nah kan kamu sudah menemukan
satu variabel, tinggal diperdalam tema cakupannya.
Misalkan, sedang kuliah di Psikologi lalu saat ini banyak terjadi Work From Home (karyawan yang bekerja
dari rumah) dan berbagai respon dari beberapa karyawan tersebut. Terus bagaimana psikis karyawan yang WFH?
(misalnya).
Membuka telinga maksudnya mendengarkan isu- isu atau permasalahan di
sekitar kita. For example, di sekitar
tempat tinggalmu ada sebuah sampah organik yang belum dimanfaatkan dengan baik.
Suatu peluang untuk menulis skripsi, isn’t?.
Pengolahan sampah organik, misalnya.
Ikitopmedia sendiri mendapat tema skripsi dari hasil jalan- jalan kok hehe (next kita bahas deh). Di sini, pintar- pintar untuk jeli dan mengolah insight kita.
“To think creatively, we must be able to look afresh at what we normally take for granted” -George Kneller-
5. Berjuang itu butuh partner
Eits, ini sepele tapi mujarab. Ikitopmedia dapat tips ini dari kakak
tingkat yang sudah selesai skripsi dan akhirnya dipraktekan beneran wkwk. Berjuang itu butuh partner! Bener banget.
Seintrovert pun kamu, kamu
harus tetap punya partner. Partner khusus mengerjakan skripsi. Partner ngerjain skripsi bareng, partner baca jurnal yang banyak, partner diskusi, partner editor tulisan kita, partner
sambat, partner hahahihi dah.
Kalau bisa sih, partner di sini jangan teman dekat atau sahabat yaa guys. Kalau partnermu adalah sahabat yang bisa diandalkan untuk berjuang bareng
tidak apa- apa, cuma biasanya kalau sahabat atau teman dekat itu lebih banyak
melakukan “aktivitas lain” daripada fokus mengerjakan skripsi. Ghibah, ajakan keluar bentar membeli camilan atau kopi, syndrome rebahan
dan berbagai gaya yang niat awalnya mau fokus. Percaya deh kamu bakalan ikut
seperti style sahabatmu. Ga percaya?
Cobain ajaa..wkwk.
Kalau partner pacar boleh tidak?
Boleh aja sih, asal bisa sama- sama fokus. Kalau Ikitopmedia sih, tidak
menyarankan. Paling salah satu ada yang curi pandang lah dan galfok asli. Belum kalau tiba- tiba ada
teman datang terus “cie..cie..pacaran
sambil skripsian”. Buyar guys itu
otak. Asli.
“Things are never quite as scary when you’ve got a best partner” -Unknown-
6. Jangan lupa berdoa dan minta didoakan
Usaha disertai doa biar maksimal hasilnya. Minta didoakan oleh
orangtua dan keluarga agar skripsinya lancar dan dipermudah jalannya. Minta doa
kepada guru SD, SMP, SMA dan ustadz- ustadz juga tidak ada salahnya. Minta doa
si doi dan calon mertua sekalian yaa tidak apa- apa hehe. Toh, kita tidak pernah
tahu doa mana yang akan sampai lebih dahulu.
“Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan. Tidak ada kemudahan tanpa doa” -Ridwan Kamil-
7. Bersedekah
Menyisihkan
uang jajan kita untuk diberikan kepada orang lain tidak sulit kan?.
Menyisihkan rezeqi
sedikit untuk disedekahkan ke kotak amal di masjid, membelikan nasi bungkus
untuk pengemis, atau hanya sekedar memberi makan kucing. Kita tidak pernah tahu
doa mana yang sampai lebih dahulu. Sedikit tapi ikhlas.
“Every act that is beneficial is charity (sedekah)” -Unknown-
8. Tidak hanya angan- angan, lakukan sekarang
”Aku sudah punya tema dan judul banyak loh
tapi…”.
“Aku mau mulai tapi bingung harus memulai
dari mana..”.
“Aku sudah paham, tapi takut nanti bla bla
bla…”.
Stop,
please!.
Skripsi yang selesai itu yang dikerjakan, bukan hanya diangan- angan.
Alasan skripsi kamu tidak selesai- selesai, mungkin karena kamu banyak
mikir “kalau…tapi…gimana..” dan kata- kata keraguan lainnya. Belum mencoba
sudah kalah, yah gimana sih?.
Kalau Ikitopmedia sih gemeess saat
mendengar kalimat ini, ”aku itu aslinya
bodoh yaa..kira- kira skripsiku bakalan selesai tidak yaa?” atau “aku beli skripsi saja deh..tidak usah
ribet”. Wkwk boleh kok, kita tidak melarang kan itu tanggung jawab kamu.
Jadi begini guys, semua orang itu tidak ada yang bodoh. Bahkan,
orang yang berkebutuhan khusus saja diberikan Tuhan suatu kecerdasan tertentu. Trus, kamu yang hampir sempurna, eh maksudnya yang memiliki fisik lengkap
dan tubuh sehat masih menjudge diri
sendiri dengan label “bodoh” atau tidak bisa. Kasihan amat yaa kamu mencap diri kamu sendiri seperti itu? Wkwk.
Dah lah, kamu itu pintar cuma malas dan banyakan sambat. Yuk, buat satu coretan di
buku; membaca jurnal walau satu kalimat; membaca berita di internet; mulai
mengetik di laptop walau satu kalimat. Coba lebih dahulu dari hal kecil dan
sekarang. Ikitopmedia memiliki teman yang orangnya malas, tapi semalas apapun tetap harus memaksa diri sendiri
untuk melakukan progress kecil setiap hari seperti menggambar pola dan alur
penelitian, variabel, membaca berita terkini, dan seterusnya, di manapun. Ide yang segar dapat ditemukan setelah jalan- jalan atau membaca buku motivasi
bahkan saat mandi. Apapun idemu kamu, kamu dapat menuliskannya agar tidak menguap dan lupa.
Dulu, kamar kos seorang teman Ikitopmedia penuh dengan tempelan sticknote
warna- warni wkwk. Bisa dicoba ya
guys.
Next, punya keinginan untuk
beli skripsi?. Hhmm.
Kita tidak melarang, tapi dunia pendidikan hal demikian sangat dilarang
hehe. Kalau kamu mengerjakan
penelitianmu sendiri, akan sangat puas loh
apalagi dapat nilai A bulat. Yaa
Allah, ini loh perjuanganku
kuliah. Proud saja dengan diri
sendiri hehe.
“The secret of getting ahead is getting started” -Mark Twain-
9. Terakhir, tak perlu membandingkan diri sendiri dengan orang lain
Pasti sakit guys.
Semua orang memiliki waktu masing- masing. Ukuran keberhasilan seseorang juga tidak diukur dari siapa yang cepat seperti perlombaan.
"Kok temenku udah sidang yaa..aku kapan?".
"Dia syudah wisudah kemarin, skripsiku malah belum kelar- kelar".
Stop!.
Lebih baik melakukan hal- hal yang dapat mendukung dirimu sendiri untuk mencapai sebuah keberhasilan daripada iri atas keberhasilan orang lain. Toxic.
Berfikir, berdiskusi dengan teman dan Dosen lalu in action. Do your best!.
"Don't compare your struggles to anyone else's. Don't get discouraged by the succes of the others. Make your own path and never give up" - MJ Korvan-
0 Comments